Minggu, 19 Januari 2014

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN CALON NASABAH DALAM PEMASANGAN SPEEDY PADA PT. TELKOM KOTA BUKITTINGGI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA



SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN CALON NASABAH
DALAM PEMASANGAN SPEEDY PADA PT. TELKOM
KOTA BUKITTINGGI MENGGUNAKAN
BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya
Jurusan Manajemen Informatika di Akademi Manajemen Informatika
Komputer (AMIK) “Boekittinggi”.


 






Oleh :
INDAH SHEPTIYANA
NPM : 1010122261193


YAYASAN PENGEMBANGAN ILMU & TEKNOLOGI (YPIT)
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
(AMIK) ”BOEKITTINGGI”
BUKITTINGGI
            2013

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Speedy adalah produk dari PT. Telkom berupa layanan akses Internet berkualitas tinggi bagi rumah tangga serta bisnis skala kecil dan menengah. Untuk dapat melakukan pemasangan Speedy calon nasabah pada PT.Telkom kota Bukittinggi harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh perusahaan. Dimana latar belakang calon nasabah sangat mementukan apakah Speedy layak atau tidak layak untuk dipasang. Latar belakang pelanggan tersebut dilihat dari menunggak atau tidaknya pembayaran telepon dan posisi telepon juga harus memenuhi syarat dimana lokasi tersebut harus tersedia jaringan kemudian jarak lokasi dari Senter Telepon Otomat (STO) tidak lebih dari lima kilometer.
Banyaknya peminat untuk pemasang Speedy yang mengakibatkan pimpinan mengalami kesulitan untuk pengambilan keputusan. Maka untuk itu PT.Telkom membutuhkan suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang terkomputerisasi. Setiap keputusan akan berdampak terhadap objek yang menjadi keputusan tersebut. Penerapan SPK dalam menentukan layak atau tidak layaknya calon nasabah dapat melakukan pemasangan dengan menggunakan model matematika dan model statis sangatlah tepat karena model ini berfungsi untuk mengetahui kalayakan seseorang terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena itu untuk membantu PT.Telkom dalam memilih calon nasabah dan mementukan layak atau tidak dalam memperoleh Speedy, penulis mencoba membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul “ SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN CALON NASABAH DALAM PEMASANGAN SPEEDY PADA PT.TELKOM KOTA BUKITTINGGI MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN JAVA ”

B.     Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem penunjang keputusan calon nasabah pada PT. Telkom Kota Bukittinggi yang baik menggunakan bahasa pemrograman Java ?

C.      Batasan Masalah
1.    Program dibuat untuk menentukan apakah calon nasabah layak atau tidak untuk menjadi nasabah dalam pemasangan speedy.
2.    Program dibuat menggunakan netbean 6.5

D.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Untuk membuat suatu program dengan bahasa pemrorgraman  Java yang dapat membantu dalam perhitungan struktur dan juga dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien sehingga memudahkan user mendapatkan keputusan kelayakan pemberian pembiayaan terhadap nasabah dengan cepat.
2.      Manfaat Penelitian
a.     Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien pada PT.Telkom Bukittinggi dalam pengambilan keputusan dan pengolahan data bagi calon nasabah yang layak melakukan pemasangan Speedy.
b.        Manfaat bagi penulis
Hasil penelitian ini bagi penulis sendiri dapat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dalam pembuatan suatu program aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Java, agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
c.    Manfaat bagi lembaga atau kampus
Memberikan sumbangsih kepada mahasiswa AMIK Boekittinggi khususnya jurusan Manajemen Informatika sebagai bahan literature untuk penelitian selanjutnya guna menerapkan ilmu pengetahuan yang dihadapi dibangku kuliah

E.      Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berguna untuk mempermudah penulisan agar tidak menyimpang dari yang telah ditentukan maka penulis menggunakan sistematika penulisan  untuk rangkaian bab demi bab.

BAB  I    PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi antara lain latar belakang masalah,   perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian  dan sistematika penulisan.
BAB II    LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan secara singkat defenisi–defenisi yang diambil dari berbagai buku yang digunakan sebagai pendukung dalam pelaksanaan penelitian.
BAB III   METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi lokasi dan waktu penelitian serta objek penelitian.
BAB IV  HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum objek penelitian, analisa sistem yang sedang berjalan dan perancangan sistem.
BAB V                PENUTUP
Pada bab ini merupakan akhir dari penulisan hasil penelitian dan pembahasan ini yang mana penulis mencoba mencari kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan sedikit saran yang mungkin berguna bagi objek penelitian ini.


ANALISA PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP NISBAH PT. BPR SYARIAH HAJI MISKIN



ANALISA PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP NISBAH PT. BPR SYARIAH HAJI MISKIN





TUGAS AKHIR




 
















OLEH

DELFIA SUSANTI
1010076510127






YAYASAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI (YPIT)
AKADEMI AKUNTANSI (AKTAN) “BOEKITTINGGI”
BUKITTINGGI
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
       Pada zaman ini pemerintah melakukan usaha-usaha melalui jasa perbankan baik itu dari perbankan konvensional maupun perbankan syari’ah yang beroperasi tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syari’ah memiliki pasar dan potensi yang dapat di tawarkan pada masyarakat.Bank syari’ah adalah bank yang dalam aktifitasnya menerapkan prinsip syari’ah islam, Baik penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dana kepada masyarakat dengan menetapkan harga berdasarkan prinsip bagi hasil dan jual beli.Kedudukan Bank Syari’ah dalam system perbankan nasional mendapatkan dukungan yang kukuh setelah adanya deregulasi sector perbankan.
        Prinsip Syari’ah sebagai ateran perjanjian  berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan  usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah , antara  lain : pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) ,pembiayaan berdasarkan prisip peryertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keutungan (murabahah ), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa  murni tampa pilihan (ijarah), ataupun dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari pihak Bank kepada pengusaha mikro atau kecil.
      Sistem  Bagi Hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
       Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang didasarkan pada persetujuan / kesepakatan antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang / tagihan tersebut setelah jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pihak bank.Sedangkan Mudharabah adalah  suatu  akad kerjasama atau persetujuan kongsi usaha antara dua pihak  dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh dana (100%) dan pihak kedua(mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha dimana keuntungannya dibagikan sesuai dengan rasio bagi hasil yang telah disepakati bersama.
         Nisbah adalah rasio profitabilitas yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi.    Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis tugas akhir yang berjudul ANALISA PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH  TERHADAP NISBAH PADA BPRS HAJI MISKIN.
B. Perumusan masalah
     Berkaitan dengan latar belakang tersebut diatas, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    Bagaimana   perkembangan  pembiayaan mudharabah?
2.    Bagaimana   perhitungan nisbah?
3.    Bagaimana  pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap  nisbah BPRS Haji  Miskin ?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan mudharabah.
2.      Untuk mengetahui perhitungan nisbah .
3.      Untuk mengetahui basarnya pengaruh pembiayaan mudharabah yang ditanggung oleh pendapatan nisbah.
        Sedangkan  manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
  1. Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan literatur-literatur  pembiayaan mudharabah.
   2. Bagi penulis diharapkan dapat diperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai perhitungan nisbah pada BPRS tersebut..
  3. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk penelitian-penelitian  selanjutnyayang berkaitan dengan analisa Pengaruh Pembiayaan  Mudharabah  Terhadap Nisbah Pada  BPRS Haji Miskin.
D.   Sistematika Penulisan
       Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dilihat lebih jelas sebagai berrikut:
BAB I          Merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah,tujuan  penelitian dan sistematika  pembahasan.
BAB II         Bab  ini  merupakan  tinjauan  pustaka yang   memuat  tentang lembaga  keuangan yaitu Bank, Pengertian  bank, jenis    bank,perbedaan  bank  syari’ah  dan   konvensional,pembiayaan ,tujuan pembiayaan ,manfaat pembiayaan, unsur pembiayaan ,pembiayaan mudharabah,pengertian mudharabah,syarat - syarat mudharabah,ketentuan mudharabah,manfaat mudharabah, rukun pembiayaan mudharabah,Nisbah, Pengertian  nisbah ,perhitungan  nisbah BPRS, Analisa  pengaruh   pembiayaan  mudharabah  terhadap   nisbah BPRS, Variabel Rineal,Variable korelasi,sesuai  dengan  sumber - sumber  yang  ada.         
BAB III       Merupakan bab yang berisikan tentang Lokasi  penelitian dan waktu penelitian, Objek penelitian,Metode Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber  Data, Teknik  Pengumpulan  Data,Analisa Data.
BAB IV       Merupaka  bab  yang  berisikan  pembahasan  tentang  Hasil  Penelitian dan  Pembahasan  yaitu : Gambar dan umum BPRS  haji miskin, sejarah dan latar belakang  BPRS, Visi  dan misi  BPRS,  Ruang lingkup perusahaan,Perkembangan perusahaan, Stuktur organisas BPRS.Analisa hasil pembahasan, analisa perkembangan pembiayaan mudharabah, Perhitungan nisbah BPRS Haji Miskin, pengaruh pembiayaan  mudharabah  terhadap  nisbah  BPR  Syari’ah  Haji Miskin.   
BAB V         Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan bab sebelumnya.



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF



LEMBARAN  PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan komprehensif Pada Ny. ”E”  Multigravida II dengan Kehamilan Trimester III, dengan Ibu Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir Normal di STIKes Ceria Buana Bukittinggi dan di BPS Bidan “Y” Lasi mudo Kec. Canduang Kab. Agam tanggal 28 September 2013 sampai 30 November 2013. Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji.
Oleh :
ESI NOFIANTI
 BP.11003011

Bukttinggi,   Januari  2013

Pembimbing


LINI GUSTINI, S.ST

Mengetahui:
Ka. Prodi DIII Kebidanan
STIKes Ceria Buana Bukitinggi



ANGGYA FERARY, S.ST
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara dapat dinilai baik atau buruknya dilihat dari jumlah kematian maternal (maternal mortality). Angka kematian maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini di beberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. (Prawirohardjo, 2010:7).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini di perkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun kematian ibu sebanyak 99% akibat masalah persalinan dan kelahiran, terjadi di negara-negara berkembang.
(Prawirohardjo, 2010:1).
Tingginya AKI di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di ASEAN, menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Selain perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. (Prawirohardjo, 2009:iii).

Di  Indonesia,  berdasarkan  data  Millenium  Development   Goal’s  (MDG’S ) tahun 2010 terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran dan 34 bayi meninggal dalam setiap 1000 kelahiran. Untuk itu pada tahun 2015 pemerintah menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu. Di Indonesia turun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan 23/100kelahiran hidup untuk kematian bayi. (http://www.vhrmedia.com/new/berita_detail.php?id=823).
Di Sumatra Barat, pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu hamil dan melahirkan 209/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 28/1.000 kelahiran hidup pemerintah Sumatra Barat 2015 menargetkan angka kematian ibu turun menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian 25/1.000 kelahiran hidup. (http://www.antarasumbar.com/berita/bukittinggi/d/3/260886/kematian-ibu-dan-bayi-saat-melahirkan-nol.html).
Walaupun dilihat dari angka Kabupaten Agam masih dibawah rata-rata jumlah kematian. Disamping itu, jumlah kematian bayi dan anak balita juga masih menjadi permasalahan utama dalam pembangunan kesehatan di kabupaten agam yaitu sebesar 121 bayi (0-1 tahun)/15,8/1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian anak balita sebesar 22 orang (2,9/1.000 kehamilan), dimana kondisi ini mengalami peningkatan dari tahun 2008. (http://dinkes.agamkab.go.id/up/download/27072012143853Profil-2010-Narasi..pdf).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”. Dewasa ini program Keluarga Berencana sebagai pilar pertama telah dianggap berhasil. Namun, untuk mendukung upaya mempercepat penurunan AKI, diperlukan penajaman sasaran agar kejadian “4 terlalu” dan kehamilan yang tak diinginkan dapat ditekan serendah mungkin. Akses terhadap pelayanan Antenatal sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 87% pada 1997, namun mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Persalinan yang aman sebagai pilar ketiga yang dikategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada 1997 mencapai 60%. Untuk mencapai AKI sekitar 200 per 100.000 kelahiran hidup diperkirakan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar 80%. Cakupan pelayanan obstetri esensial sebagai pilar keempat masih sangat rendah, dan mutunya belum optimal.
(Prawirohardjo, 2009:7).
Sebagian besar penyebab langsung kematian ibu, yaitu sebesar 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT, 2001). Penyebab langsung antara lain perdarahan (28%), eklamsia (24%),dan infeksi (11%). Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS KIA tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah karena perdarahan (39%), eklamsia (20%), infeksi (7%), dan lain-lain (33%). (Nugraheny, 2010:vii).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menjadikan Ny.”EMultigravida sebagai klien untuk melaksanakan asuhan kebidanan sejak kehamilan Trimester III sampai 6 minggu post partum, dan Bayi Baru Lahir dengan menggunakan Manajemen Varney 7 langkah yang berjudul “Laporan Studi Kasus Menajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “EMultigravida II, Dengan Kehamilan Trimester III Dengan Ibu Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir Normal Di STIKes Ceria Buana Bukittinggi dan BPS Bidan “Y” Lasi Mudo Kec. Canduang Kab. Agam 28 September 2013 sampai 30 November 2013.

1.2.        Batasan Penulis
Dalam penyelesaian laporan ini mahasiswi diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi. Penulisan laporan ini meliputi asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.”E”, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir dengan menggunakan manajemen 7 langkah varney.

1.3.       Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
               Mampu melakukan manajemen kebidanam pada ibu hamil normal, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan pendokumentasian varney.
1.3.2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
b.      Mahasiswa mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
c.       Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
d.      Mahasiswa mampu menerapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun rujukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
e.       Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
f.       Mahasiswa mampu menerapkan tindakan asuhan ini sesuai rencana yang efisien dan aman pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

1.4.       Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
a.    Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan dan memahami berbagai proses dan perubahan yang terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi beru lahir.
b.    Dapat menerapkan asuhan kebidanan yang tepat dan aman sesuai dengan standar profesi bidan.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi pendidikan untuk perpustakaan, serta sebagai dokumentasi kearsipan makalah kasus 28 minggu mahasiswi kebidanan STIKes Ceria Buana Bukittinggi.
1.4.3. Bagi Klien
a.    Mendapatkan Asuhan Kebidanan yang komprehensif selama kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
b.    Menambah pengetahuan serta wawasan klien Ny.”E” tentang kehamilannya, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

1.5.   Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif ini dimulai dari kehamilan trimester III, bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal yang dilakukan dalam bentuk metoda varney 7 langkah pada Ny. ”E” dari tanggal 28 September  2013 sampai selesai.















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Kehamilan
2.1.1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. (Prawirohardjo, 2010: 79)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau sembilan bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Maternal, 2009:89).
2.1.2. Proses terjadinya Kehamilan
a.    Pembuahan (Konsepsi)
konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria yaitu:
1.      Senggama terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
2.       Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada ovulasi.
3.      Pria harus mengeluarka sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
4.      Tidak ada barrier atau penghambat yang mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovulasi.(Sulistyawati, 2012: 35).
b.    Fertilisasi
Merupakan kelanjutan dari proseskonsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum,terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga mrnjadi buah kehamilan.(Sulistyawati, 2012: 37).
c.    Nidasi (Implantasi)
Yaitu masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium mencapai fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisa endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muars kelenjer selaput lendir rahim.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. (Sulistyawati, 2011:37).

d.   Plasentasi
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak pasenta umumnya di depan atau belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
e.    Embrio dan Janin
Embrio berkembang sejak usia 3 minggu setelah konsepsi. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir pada usia kehamilan 4 minggu, embrio berukuran 4 mm, kantong gestasinya berukuran 2-3 cm. Pada akhir miinggu ke-8 usia kehamilan 6 minggu, usia embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang relatif besar dan tonjolan jari. (Prawirohardjo, 2010).
2.1.3. Tanda-Tanda Kehamilan
a.    Tanda pasti kehamilan.
1.    Gerakan janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-bagian janin
2.    DJJ
3.    Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin( >16 minggu).
b.    Tanda-tanda tidak pasti kehamilan
1.    Amenorea
2.    Mual dan muntah
3.    Mengidam
4.    Pingsan
5.    Lelah dan tidak ada selera makan.
6.    Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara Kelenjer Montgomery terlihat lebih membesar.
7.    Miksi/BAK, sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
8.    Konstipasi terjadi karena tonus, otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
9.    Pigmentasi kulit, dipengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta. Dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra).
c.    Tanda-tanda kemungkinan hamil
1.    Perut membesar
2.    Uterus membesar
3.    Tanda hegar
Ditemukan pada kehamilan 6-12 munggu, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
4.    Tanda Chadwick
   Adanya perubahan warna pada serviks dan vagian menjadi kebiru-biruan


5.    Tanda piscaseek
Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran perut.
6.    Tanda braxton hicks
Bila uterus diransang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.
7.    Teraba ballotement
8.    Reasi kehamilan positif.
(Lia Dewi, 2012: 111-114)

2.2. Kehamilan trimester III
2.2.1. Definisi
Kehamilan Trimester III adalah usia kehamilan antara 28-40 minggu. (Prawirohardjo, 2010:213).
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif akan kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga jenis kelamin bayinya (laki dan perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan  mereka mungkin sudah memiliki nama untuk bayinya. (Lia Dewi, 2012: 110).






2.2.2. Perubahan fisiologis dalam kehamilan trimester III
Perubahan fisiologis dalam kehamilan Trimester III meliputi:
a.       Uterus
Tabel 2.1
Perubahan besar uterus pada perabaan dan menurut Mc. Donald

Usia
Kehamilan
TFU pada perabaan
TFU (Cm )
28 minggu
32 minggu
36 minggu
3 jari diatas pusat
Antara pusat dengan px
3 jari di bawah px
26
30
33
( Sulistyawati, 2012: 60 ).

b.      Ovarium
Ovarium berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. ( Sulistyawati, 2012: 61 )
c.       Vagina dan Vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi vaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut lebih merah atau kebiruan. (Sulistyawati, 2012: 61).
d.      Mamae
Perubahan mamae untuk persiapan laktasi setelah janin lahir adalah:
1.        Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan   berat.
2.      Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjer alveoli.
3.      Bayangan vena-vena lebih membiru
4.      Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
5.      Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)     berwarna kuning. (Sulistyawati, 2012: 66).
e.       Sistem Kardiovaskuler
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung.
(Sulistyawati, 2012: 6-62).
f.       Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tigginya progesteron. (Sulistyawati, 2012: 63).
g.    Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. 
h.      Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya.
(Sulistyawati, 2012: 62-63).
i.        Peningkatan Berat Badan Selama Hamil.
                       Tabel 2.2
Rekonendasi kenaikan total BB ibu hamil berdasarkan indeks massa tubuh

Kategori
IMT
Rekomendasi ( kg )
Rendah
<19,8
12,5 – 18
Normal
19,8 – 26
11,5 – 16
Tinggi
26 – 29
7 - 11,5
Obesitas
>29
>_7
Gemeli

16 - 20,5
(Prawirohardjo, 2010:180).
2.2.3. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III
Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu akan merasakan hal-hal seperti:
1.      Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2.      Merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu.
3.      Takut akan merasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4.      Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
5.      Perasaan mudah terluka atau sensitif.
6.      Libido menurun. (Sulistyawati, 20112: 77).
2.2.4. Kebutuhan Ibu Trimester III
a.    Nutrisi
            Selama hamil, makanan yang bergizi sangat diperlukan oleh ibu untuk memberikan energi dan peningkatan gizi bagi ibu hamil dan untuk tumbuh janin.
Tabel 2.3
Anjuran makan ibu dalam sehari menurut URT
1
Nasi    4 x 200 gr
200 gr  = 1 piring
2
Lauk   2 x 50 gr
50 gr   = 1 potong besar kotak korek api
3
Tempe 4 x 25 gr
25 gr       = 1 potong sedang
4
Sayur   3 x 100 gr
100 gr     = 1 mangkok sedang
5
Susu     1 x 200 cc
200 cc     = 1 gelas sedang

b.    Personal Hygiene
1.      Kebersihan badan
Sangat penting terutama kebersihan alat genetalia untuk laktasi serta memakai bra yang menopang payudara.
2.      Kebersihan pakaian
Sebaiknya memakai pakaian yang longgar, menyerap keringat  dan tidak menekan badan. Memakai sepatu atau sandal yang  rendah karena ibu hamil sulit menjaga keseimbangan tubuh.
c.    Aktifitas dan Istirahat
          Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari-hari asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah sehingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat waktu istirahat yang diperlukan         pada ibu hamil yaitu pada malam hari  ± 7 jam dan siang  ± 1 jam.
d.   Imunisasi
         Imunisasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil yang terutama adalah Tetanus Toksoid. Imunisasi lain diberikan dengan indikasi.
Tabel 2.4
Jadwal pemberian imunisasi Toxoid

Imunisasi
Interval
Perlindungan
TT I
TT II
TT III
TT IV
TT V
Selama kunjungan I
4 minggu setelah TT I
6 minggu setelah TT II
1 tahu setelah TT III
1 tahun setelah TT IV
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun - seumur hidup

(Artinya, apabila dalam waktu 3 tahun wanita tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum). (Lia Dewi, 2012: 124).
e.    Persiapan Persalinan
            Yang harus dipersiapkan ibu untuk menghadapi persalinan adalah:
1.      Pakaian ibu dan bayi
2.      Perlengkapan bayi
3.      Dana
4.      Transportasi
5.      Keluarga
6.      Pendamping saat persalinan
7.      Dimana akan melahirkan
8.      Pendonor darah
9.      Membuat rencana keputusan jika terjadi kegawatan.
f.     Hubungan seksual
            Beberapa keputusan menganjurkan agar menghentikan koitus pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tunggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada beberapa keadaan seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam, abortus imminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, dan penyakit menular seksual sebaiknya koitus jangan dilakukan. (Lia Dewi,2012: 125).
g.     Persiapan laktasi
            Payudara/mammae adalah sumber air susu yang menjadi makanan utama bagi bayi. Karena itu, payudara harus dirawat sebelum masa laktasi. Bra yang dipakai harus sesuai dengan payudara yang sifatnya adalah menyokong dan menopang payudara. Lakukan massase dan keluarkan kolostrum untuk mencegah terjadinya penyumbatan. Bila puting masuk kedalam, hal ini akan diperbaiki dengan jalan menarik-nariknya keluar dengan cara merangsang puting susu tersebut dengan jari.             (Bandiyah, 2009: 41).

2.2.5.      Tanda bahaya dalam kehamilan
a.    Perdarahan pervaginam
         Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang normal/fisiologis. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan sedikit di sekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan hal tersebut normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang tidak membahayakan nyawa ibu hamil dan janin.
b.    Sakit kepala yang hebat.
         Dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
1.   Sakit kepala hebat.
2.   Sakit kepala yang menetap.
3.   Tidak hilang dengan istirahat.
Terkadang dengan sakit kepala yang hebat, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
c.    Pandangan kabur
            Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Diagnosisnya nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma, dan hipertensi. (Lia Dewi, 2012: 137).
d.   Bengkak pada muka dan tangan
            Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
e.    Nyeri perut yang hebat.
            Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
f.     Gerakan bayi yang berkurang
1.      Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
2.      Gerakan janin tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur kehamilan, stimulus pada suara, kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil. Jika bayi tidur maka gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3x dalam periode 3 jam. Gerakan janin lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat, serta jika ibu makan dan minum dengan baik.
3.      Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada terhadap jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi penurunan/gerakan janin yang berhenti. (Lia Dewi, 2012: 138).

2.3.  Asuhan Antenatal Care
       2.3.1. Defenisi
                               Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
                 (Prawirohardjo, 2010:278).
2.3.2. Tujuan ANC
a.       Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
c.       Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.       Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f.       Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2009: 90).
2.3.3. Pelayanan/Asuhan Standar Minimal
                 Pelayanan/ Asuhan Standar Minimal “14T” antara lain adalah:
a.       Timbang berat badan (T1)
Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9 – 13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5 kg per minggu atau 2 kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan paling banyak terjadi pada trimester ke II kehamilan (Hani,2011:10).
b.      Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.

c.       Ukur tinggi fundus uteri (T3)
Tujuannya untuk mengetahui tuanya kehamilan yang disesuaaikan dengan hari pertama haid terakhir
b.      Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan zat besi meningkat.
c.       Pemberian imunisasi TT (T5)
Tujuannya melinduungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru memberikan efek perlindungan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval 4 minggu.
d.      Pemeriksaan Hb (T6)
Kadar minimum hemoglobin rata-rata yang masih dapat diterima dalam kehamilan adalah 11-12 gr/dl. (Salmah, 2006 : 53)
e.       Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) (T7)
Dilakukan untuk mengetahui adanya sifilis. Tidak semua hasil positif menunjukkan sifilis aktif. Pemeriksaan awal akan memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin. (Salmah, 2006 : 138)
f.       Perawatan payudara (T8)
Senam payudara dan pijat tekan payudara
g.      Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
Manfaat senam hamil membantu dalam kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut serta melatih cara mengejan yang benar. (Salmah, 2006 : 117)
h.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Perlu dibicarakan dalam kunjungan ibu tentang rujukan ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi bila ditemukan ibu hamil berisiko yang tidak dapat ditangani ditingkat pelayanan dasar                             (www.dep.kes.RI.2004).
i.        Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi secara dini hypertensi pada kehamilan agar pre ekslamsia dan ekslamsia pada ibu hamil dapat dicegah.
j.        Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
Nilai laboratorium ini dapat digunakan untuk menilai adanya penyakit Diabetes Melitus.
k.      Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
Ibu hamil 175 mikrogram/hari, Ibu hamil yang kekurangan iodium dapat menyebabkan bayi tumbuh dengan tubuh kerdil atau kretinisme dan tingkat kecerdasannya rendah.
l.        Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

2.4. Persalinan
       2.4.1. Defenisi
                 Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2009: 100).
                 Persalinan merupakan proses pergerakan janin keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap mengeluarkan janin dari rahim ibu. (Rohani,2011:2).
       2.4.2. Bentuk-bentuk Persalinan
a.    Persalinan spontan : bila seluruh persalian berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b.    Persalina buatan     : bila persalinan berlangsung dengan buatan tenaga dari luar.
c.    Persalinan anjuran  :    bila kekuatan yang didapatkan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan lahir pemberian rangsang.
(Rohani, 2011: 2)