LEMBARAN PERSETUJUAN
Laporan Studi
Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan komprehensif Pada Ny. ”E” Multigravida II dengan Kehamilan Trimester
III, dengan Ibu Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir Normal di STIKes Ceria
Buana Bukittinggi dan di BPS Bidan “Y” Lasi mudo Kec. Canduang Kab. Agam
tanggal 28 September 2013 sampai 30 November 2013. Telah diperiksa dan
disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji.
Oleh :
ESI
NOFIANTI
BP.11003011
Bukttinggi, Januari 2013
Pembimbing
LINI
GUSTINI, S.ST
Mengetahui:
Ka. Prodi DIII Kebidanan
STIKes Ceria Buana Bukitinggi
ANGGYA
FERARY, S.ST
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara dapat
dinilai baik atau buruknya dilihat dari jumlah kematian maternal (maternal mortality). Angka kematian
maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau
10.000 kelahiran hidup, kini di beberapa negara malahan terhadap 100.000
kelahiran hidup. (Prawirohardjo, 2010:7).
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara
setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini
di perkirakan berturut-turut
170 ribu dan 1,3 juta pertahun kematian ibu sebanyak 99% akibat masalah
persalinan dan kelahiran, terjadi di negara-negara berkembang.
(Prawirohardjo,
2010:1).
Tingginya AKI di Indonesia yaitu 390 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1994) tertinggi di ASEAN, menempatkan upaya
penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan
eklamsia. Selain perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya
tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya 5%
kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya
penyakit jantung dan infeksi yang kronis. (Prawirohardjo, 2009:iii).
Di
Indonesia, berdasarkan data
Millenium Development Goal’s
(MDG’S ) tahun 2010 terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran
dan 34 bayi meninggal dalam setiap 1000 kelahiran. Untuk itu pada tahun 2015
pemerintah menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu. Di Indonesia turun menjadi
102/100.000 kelahiran hidup dan 23/100kelahiran hidup untuk kematian bayi. (http://www.vhrmedia.com/new/berita_detail.php?id=823).
Di
Sumatra Barat, pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu hamil dan melahirkan
209/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 28/1.000 kelahiran hidup
pemerintah Sumatra Barat 2015 menargetkan angka kematian ibu turun menjadi
125/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian 25/1.000 kelahiran hidup. (http://www.antarasumbar.com/berita/bukittinggi/d/3/260886/kematian-ibu-dan-bayi-saat-melahirkan-nol.html).
Walaupun dilihat dari angka Kabupaten
Agam masih dibawah rata-rata jumlah kematian. Disamping itu, jumlah kematian
bayi dan anak balita juga masih menjadi permasalahan utama dalam pembangunan
kesehatan di kabupaten agam yaitu sebesar 121 bayi (0-1 tahun)/15,8/1000
kelahiran hidup. Jumlah kematian anak balita sebesar 22 orang (2,9/1.000
kehamilan),
dimana kondisi ini mengalami peningkatan dari tahun 2008. (http://dinkes.agamkab.go.id/up/download/27072012143853Profil-2010-Narasi..pdf).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam
upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi
strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”.
Dewasa ini program Keluarga Berencana sebagai pilar pertama telah dianggap
berhasil. Namun, untuk mendukung upaya mempercepat penurunan AKI, diperlukan
penajaman sasaran agar kejadian “4 terlalu” dan kehamilan yang tak diinginkan
dapat ditekan serendah mungkin. Akses terhadap pelayanan Antenatal sebagai
pilar kedua cukup baik, yaitu 87% pada 1997, namun mutunya masih perlu
ditingkatkan terus. Persalinan yang aman sebagai pilar ketiga yang
dikategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada 1997
mencapai 60%. Untuk mencapai AKI sekitar 200 per 100.000 kelahiran hidup diperkirakan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar 80%. Cakupan pelayanan
obstetri esensial sebagai pilar keempat masih sangat rendah, dan mutunya belum
optimal.
(Prawirohardjo,
2009:7).
Sebagian besar penyebab langsung
kematian ibu, yaitu sebesar 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah
persalinan (SKRT, 2001). Penyebab langsung antara lain perdarahan (28%),
eklamsia (24%),dan infeksi (11%). Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS KIA
tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah karena perdarahan (39%),
eklamsia (20%), infeksi (7%), dan lain-lain (33%). (Nugraheny, 2010:vii).
Berdasarkan latar
belakang di atas, penulis menjadikan Ny.”E” Multigravida sebagai klien untuk melaksanakan asuhan kebidanan
sejak kehamilan Trimester III sampai 6 minggu post partum, dan Bayi Baru Lahir
dengan menggunakan Manajemen Varney 7 langkah yang berjudul “Laporan Studi
Kasus Menajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “E” Multigravida II, Dengan Kehamilan
Trimester III Dengan Ibu
Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir Normal Di STIKes Ceria Buana
Bukittinggi dan BPS Bidan “Y” Lasi Mudo Kec. Canduang Kab. Agam 28 September
2013 sampai 30 November 2013.
1.2.
Batasan Penulis
Dalam penyelesaian laporan ini mahasiswi
diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang bermutu tinggi. Penulisan
laporan ini meliputi asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.”E”, ibu bersalin, ibu
nifas, dan bayi baru lahir dengan menggunakan manajemen 7 langkah varney.
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu
melakukan manajemen kebidanam pada ibu hamil normal, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir dengan pendokumentasian varney.
1.3.2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu
melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir.
b.
Mahasiswa mampu
menginterprestasikan data
untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah dalam pemberian asuhan kebidanan
pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
c.
Mahasiswa mampu
menegakkan diagnosa asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir.
d.
Mahasiswa mampu
menerapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri, kolaborasi maupun
rujukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan
bayi baru lahir.
e.
Mahasiswa mampu
menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
kebutuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
f.
Mahasiswa mampu
menerapkan tindakan asuhan ini sesuai rencana yang efisien dan aman pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
1.4.
Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa
dapat menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan dan memahami berbagai proses
dan perubahan yang terjadi pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi beru
lahir.
b. Dapat
menerapkan asuhan kebidanan yang tepat dan aman sesuai dengan standar profesi
bidan.
1.4.2. Bagi Institusi
Pendidikan
Menambah referensi
pendidikan untuk perpustakaan, serta sebagai dokumentasi kearsipan makalah
kasus 28 minggu mahasiswi kebidanan STIKes Ceria Buana Bukittinggi.
1.4.3. Bagi Klien
a.
Mendapatkan Asuhan
Kebidanan yang komprehensif selama kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir.
b.
Menambah pengetahuan
serta wawasan klien Ny.”E”
tentang kehamilannya, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
1.5.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan
komprehensif ini dimulai dari kehamilan trimester III, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir normal yang dilakukan dalam bentuk metoda varney 7 langkah pada Ny. ”E”
dari tanggal 28 September 2013 sampai
selesai.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1.
Kehamilan
2.1.1.
Pengertian
Kehamilan merupakan suatu perubahan
dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan
janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. (Prawirohardjo, 2010: 79)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
sembilan bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Maternal, 2009:89).
2.1.2.
Proses
terjadinya Kehamilan
a.
Pembuahan (Konsepsi)
konsepsi adalah pertemuan antara ovum
matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini
dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria yaitu:
1. Senggama
terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
2. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang
sehat pada ovulasi.
3. Pria
harus mengeluarka sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
4. Tidak
ada barrier atau penghambat yang
mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi
ovulasi.(Sulistyawati, 2012: 35).
b.
Fertilisasi
Merupakan
kelanjutan dari proseskonsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum,terjadi
penyatuan sperma dengan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi
ovum-sperma hingga mrnjadi buah kehamilan.(Sulistyawati, 2012: 37).
c.
Nidasi (Implantasi)
Yaitu
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi
oleh simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan atau mencairkan
jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium mencapai
fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih
aktif. Sehingga lapisa endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah
dan banyak muars kelenjer selaput lendir rahim.
Blastula dengan bagian yang berisi massa
sel dalam (inner cell mass) akan
mudah masuk ke dalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat
nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda
hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus)
dekat fundus uteri. (Sulistyawati, 2011:37).
d.
Plasentasi
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh
kavum uteri. Letak pasenta umumnya di depan atau belakang dinding uterus, agak
keatas kearah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian
atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
e.
Embrio dan Janin
Embrio berkembang sejak usia 3 minggu
setelah konsepsi. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir pada usia kehamilan 4
minggu, embrio berukuran 4 mm, kantong gestasinya berukuran 2-3 cm. Pada akhir
miinggu ke-8 usia kehamilan 6 minggu, usia embrio berukuran 22-24 mm, dimana
akan tampak kepala yang relatif besar dan tonjolan jari. (Prawirohardjo, 2010).
2.1.3.
Tanda-Tanda
Kehamilan
a. Tanda
pasti kehamilan.
1. Gerakan
janin yang dapat dilihat/dirasa/diraba, juga bagian-bagian janin
2. DJJ
3. Pada
pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin( >16 minggu).
b. Tanda-tanda
tidak pasti kehamilan
1.
Amenorea
2.
Mual dan muntah
3.
Mengidam
4.
Pingsan
5.
Lelah dan tidak ada
selera makan.
6.
Payudara membesar,
tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus alveoli payudara Kelenjer Montgomery terlihat lebih membesar.
7.
Miksi/BAK, sering
terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
8.
Konstipasi terjadi
karena tonus, otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
9.
Pigmentasi kulit,
dipengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta. Dijumpai di muka (chloasma
gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra).
c. Tanda-tanda
kemungkinan hamil
1. Perut
membesar
2. Uterus
membesar
3. Tanda
hegar
Ditemukan pada
kehamilan 6-12 munggu, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak
dari bagian yang lain.
4. Tanda
Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan
vagian menjadi kebiru-biruan
5. Tanda
piscaseek
Yaitu pembesaran uterus
ke salah satu arah sehingga menonjol jelas ke arah pembesaran perut.
6. Tanda
braxton hicks
Bila uterus diransang
(distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.
7. Teraba
ballotement
8. Reasi
kehamilan positif.
(Lia
Dewi, 2012: 111-114)
2.2. Kehamilan
trimester III
2.2.1.
Definisi
Kehamilan Trimester III adalah usia kehamilan
antara 28-40 minggu. (Prawirohardjo, 2010:213).
Trimester ketiga adalah saat persiapan
aktif akan kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga
jenis kelamin bayinya (laki dan perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin sudah memiliki nama untuk
bayinya. (Lia Dewi, 2012: 110).
2.2.2.
Perubahan fisiologis dalam kehamilan trimester III
Perubahan fisiologis dalam kehamilan
Trimester III meliputi:
a. Uterus
Tabel
2.1
Perubahan besar
uterus pada perabaan dan menurut Mc. Donald
Usia
Kehamilan
|
TFU
pada perabaan
|
TFU (Cm
)
|
28
minggu
32
minggu
36
minggu
|
3 jari
diatas pusat
Antara
pusat dengan px
3 jari
di bawah px
|
26
30
33
|
(
Sulistyawati, 2012: 60 ).
b. Ovarium
Ovarium berhenti namun masih terdapat korpus
luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih
pengeluaran estrogen dan progesteron. ( Sulistyawati, 2012: 61 )
c. Vagina
dan Vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi
vaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut lebih merah
atau kebiruan. (Sulistyawati, 2012: 61).
d. Mamae
Perubahan mamae untuk persiapan laktasi setelah
janin lahir adalah:
1.
Selama kehamilan
payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
2. Dapat
teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjer alveoli.
3. Bayangan
vena-vena lebih membiru
4. Hiperpigmentasi
pada areola dan puting susu
5. Kalau
diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. (Sulistyawati, 2012: 66).
e. Sistem
Kardiovaskuler
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah
jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung.
(Sulistyawati,
2012: 6-62).
f. Sistem
Gastrointestinal
Rahim
yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah, sehingga
terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di
dalam usus diperlambat oleh tigginya progesteron. (Sulistyawati, 2012: 63).
g. Sistem
urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat.
Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat. Pada akhir kehamilan,
peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang
tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa
darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya
akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
h. Metabolisme
Janin
membutuhkan 30-40
gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester
terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium mencapai 70% dari diet
biasanya.
(Sulistyawati, 2012:
62-63).
i.
Peningkatan Berat Badan
Selama Hamil.
Tabel
2.2
Rekonendasi
kenaikan total BB ibu hamil berdasarkan indeks massa tubuh
Kategori
|
IMT
|
Rekomendasi ( kg )
|
Rendah
|
<19,8
|
12,5
– 18
|
Normal
|
19,8
– 26
|
11,5
– 16
|
Tinggi
|
26
– 29
|
7
- 11,5
|
Obesitas
|
>29
|
>_7
|
Gemeli
|
|
16
- 20,5
|
(Prawirohardjo,
2010:180).
2.2.3.
Perubahan psikologis pada kehamilan trimester III
Trimester III sering disebut periode
menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu akan merasakan hal-hal seperti:
1. Rasa
tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2. Merasa
tidak menyenangkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu.
3. Takut
akan merasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
4. Merasa
sedih karena akan terpisah dari bayinya.
5. Perasaan
mudah terluka atau sensitif.
6. Libido
menurun. (Sulistyawati, 20112: 77).
2.2.4.
Kebutuhan Ibu Trimester III
a.
Nutrisi
Selama hamil, makanan yang bergizi
sangat diperlukan oleh ibu untuk memberikan energi dan peningkatan gizi bagi
ibu hamil dan untuk tumbuh janin.
Tabel
2.3
Anjuran makan ibu dalam sehari menurut URT
1
|
Nasi 4 x 200 gr
|
200
gr = 1 piring
|
2
|
Lauk 2 x 50 gr
|
50
gr = 1 potong besar kotak korek api
|
3
|
Tempe
4 x 25 gr
|
25
gr = 1 potong sedang
|
4
|
Sayur 3 x 100 gr
|
100
gr = 1 mangkok sedang
|
5
|
Susu 1 x 200 cc
|
200
cc = 1 gelas sedang
|
b.
Personal Hygiene
1. Kebersihan
badan
Sangat
penting terutama kebersihan alat genetalia untuk laktasi serta memakai bra yang
menopang payudara.
2. Kebersihan
pakaian
Sebaiknya memakai pakaian yang longgar, menyerap
keringat dan tidak menekan badan.
Memakai sepatu atau sandal yang rendah
karena ibu hamil sulit menjaga keseimbangan tubuh.
c.
Aktifitas dan Istirahat
Wanita hamil boleh melakukan pekerjaan
sehari-hari asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah sehingga pekerjaan
harus diselingi dengan istirahat waktu istirahat yang diperlukan pada ibu hamil yaitu pada malam hari ± 7 jam dan siang ± 1 jam.
d.
Imunisasi
Imunisasi yang dibutuhkan oleh ibu
hamil yang terutama adalah Tetanus Toksoid. Imunisasi lain diberikan dengan
indikasi.
Tabel 2.4
Jadwal pemberian imunisasi Toxoid
Imunisasi
|
Interval
|
Perlindungan
|
TT
I
TT II
TT III
TT IV
TT V
|
Selama
kunjungan I
4
minggu setelah TT I
6
minggu setelah TT II
1
tahu setelah TT III
1
tahun setelah TT IV
|
-
3
tahun
5
tahun
10
tahun
25
tahun - seumur hidup
|
(Artinya,
apabila dalam waktu 3 tahun wanita tersebut melahirkan, maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum). (Lia Dewi, 2012: 124).
e.
Persiapan Persalinan
Yang harus dipersiapkan ibu untuk
menghadapi persalinan adalah:
1. Pakaian
ibu dan bayi
2. Perlengkapan
bayi
3. Dana
4. Transportasi
5. Keluarga
6. Pendamping
saat persalinan
7. Dimana
akan melahirkan
8. Pendonor
darah
9. Membuat
rencana keputusan jika terjadi kegawatan.
f.
Hubungan seksual
Beberapa keputusan menganjurkan agar
menghentikan koitus pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan tunggal
persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada beberapa
keadaan seperti kontraksi/tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan
pervaginam, abortus imminens atau abortus habitualis, kehamilan kembar, dan
penyakit menular seksual sebaiknya koitus jangan dilakukan. (Lia Dewi,2012: 125).
g.
Persiapan laktasi
Payudara/mammae adalah sumber air
susu yang menjadi makanan utama bagi bayi. Karena itu, payudara harus dirawat
sebelum masa laktasi. Bra yang dipakai harus sesuai dengan payudara yang
sifatnya adalah menyokong dan menopang payudara. Lakukan massase dan keluarkan
kolostrum untuk mencegah terjadinya penyumbatan. Bila puting masuk kedalam, hal
ini akan diperbaiki dengan jalan menarik-nariknya keluar dengan cara merangsang
puting susu tersebut dengan jari. (Bandiyah, 2009: 41).
2.2.5. Tanda bahaya dalam
kehamilan
a.
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan
jarang yang normal/fisiologis. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin
akan mengalami perdarahan sedikit di sekitar waktu pertama terlambat haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan hal tersebut normal terjadi.
Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda dari
serviks yang rapuh. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu
tanda infeksi yang tidak membahayakan nyawa ibu hamil dan janin.
b.
Sakit kepala yang hebat.
Dapat terjadi selama kehamilan dan
sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
1. Sakit
kepala hebat.
2. Sakit
kepala yang menetap.
3. Tidak
hilang dengan istirahat.
Terkadang
dengan sakit kepala yang hebat, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang.
c.
Pandangan kabur
Penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Diagnosisnya nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma,
dan hipertensi. (Lia
Dewi, 2012: 137).
d.
Bengkak pada muka dan
tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara
umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Hampir
separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya
hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
e.
Nyeri perut yang hebat.
Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap,
dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm,
gastritis, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
f.
Gerakan bayi yang
berkurang
1.
Gerakan janin adalah
suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia kehamilan 20-24 minggu.
Ibu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
2.
Gerakan janin tersebut
dapat dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur kehamilan, stimulus pada suara,
kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil. Jika
bayi tidur maka gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3x
dalam periode 3 jam. Gerakan janin lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau
beristirahat, serta jika ibu makan dan minum dengan baik.
3.
Hal yang paling penting
bahwa ibu hamil perlu waspada terhadap jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu
melaporkan jika terjadi penurunan/gerakan janin yang berhenti. (Lia Dewi, 2012:
138).
2.3.
Asuhan
Antenatal Care
2.3.1. Defenisi
Asuhan antenatal
adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan.
(Prawirohardjo, 2010:278).
2.3.2. Tujuan ANC
a. Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali
secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan
agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan
ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2009:
90).
2.3.3. Pelayanan/Asuhan
Standar Minimal
Pelayanan/ Asuhan Standar
Minimal “14T” antara lain adalah:
a. Timbang berat badan (T1)
Secara perlahan berat badan
ibu hamil akan mengalami kenaikan antara 9 – 13 kg selama kehamilan atau sama
dengan 0,5 kg per minggu atau 2 kg dalam satu bulan. Penambahan berat badan
paling banyak terjadi pada trimester ke II kehamilan (Hani,2011:10).
b. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal
110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.
c. Ukur tinggi fundus uteri
(T3)
Tujuannya untuk mengetahui
tuanya kehamilan yang disesuaaikan dengan hari pertama haid terakhir
b. Pemberian tablet Fe sebanyak
90 tablet selama kehamilan (T4)
Untuk memenuhi kebutuhan zat
besi pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan
zat besi meningkat.
c. Pemberian imunisasi TT (T5)
Tujuannya melinduungi janin
dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru memberikan efek perlindungan
sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval 4 minggu.
d. Pemeriksaan Hb (T6)
Kadar minimum hemoglobin
rata-rata yang masih dapat diterima dalam kehamilan adalah 11-12 gr/dl. (Salmah,
2006 : 53)
e. Pemeriksaan VDRL (Veneral
Disease Research Laboratory) (T7)
Dilakukan untuk mengetahui
adanya sifilis. Tidak semua hasil positif menunjukkan sifilis aktif.
Pemeriksaan awal akan memungkinkan ibu diobati dalam rangka mencegah infeksi janin.
(Salmah, 2006 : 138)
f. Perawatan payudara (T8)
Senam payudara dan pijat tekan payudara
g. Pemeliharaan tingkat
kebugaran / senam ibu hamil (T9)
Manfaat senam hamil membantu
dalam kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan
relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut serta melatih cara mengejan
yang benar. (Salmah, 2006 : 117)
h. Temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan (T10)
Perlu dibicarakan dalam
kunjungan ibu tentang rujukan ketingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
bila ditemukan ibu hamil berisiko yang tidak dapat ditangani ditingkat
pelayanan dasar
(www.dep.kes.RI.2004).
i.
Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi
secara dini hypertensi pada kehamilan agar pre ekslamsia dan ekslamsia pada ibu
hamil dapat dicegah.
j.
Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
Nilai laboratorium ini dapat
digunakan untuk menilai adanya penyakit Diabetes Melitus.
k. Pemberian terapi kapsul
yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
Ibu
hamil 175 mikrogram/hari, Ibu hamil yang kekurangan iodium dapat menyebabkan
bayi tumbuh dengan tubuh kerdil atau kretinisme dan tingkat kecerdasannya
rendah.
l.
Pemberian terapi anti malaria untuk daerah
endemis malaria (T14)
2.4. Persalinan
2.4.1. Defenisi
Persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2009: 100).
Persalinan merupakan proses pergerakan
janin keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan
lahir. Proses ini berawal pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat
kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula
kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap mengeluarkan janin dari rahim ibu.
(Rohani,2011:2).
2.4.2.
Bentuk-bentuk Persalinan
a. Persalinan
spontan : bila seluruh persalian
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalina
buatan : bila persalinan berlangsung
dengan buatan tenaga dari luar.
c. Persalinan
anjuran : bila
kekuatan yang didapatkan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
lahir pemberian rangsang.
(Rohani, 2011: 2)